Prestasi ini bukan yang pertama bagi Mursyidah. Ia telah beberapa kali mengharumkan nama Pidie Jaya di kancah nasional melalui karya-karyanya. Sebagai penulis dan pegiat literasi, Mursyidah sangat berkomitmen dalam melestarikan budaya Melayu, khususnya melalui pantun. Selain menjadi guru, ia juga aktif sebagai penulis motivator nasional, kepala perpustakaan desa, kepala TBM, pengurus IGI, PPWI, Fame, dan PMI.
"Saya merasa sangat bangga dan bahagia bisa meraih prestasi ini di tingkat ASEAN. Semoga ke depannya semakin banyak guruku dari Pidie Jaya yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan serupa, karena ini sangat penting untuk pengembangan diri," ujar Mursyidah. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERRUAS) dan semua pihak yang telah mendukungnya.
Mursyidah mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangkitkan semangat generasi muda dalam berkarya dengan pantun. "Selama nyawa masih di badan, mari kita terus berkarya," ajaknya.
Senada dengan Mursyidah, Prof. Abdul Malik, Guru Besar Universitas Maritim Raja Haji (UMRAH), juga memberikan ucapan selamat. "Setinggi-tinggi tahniah kepada Mursyidah dan para penulis pantun lainnya. Semoga prestasi ini menginspirasi banyak orang dan semakin mengharumkan nama Pidie Jaya di kancah internasional," ujarnya.
Penghargaan ini membuktikan bahwa pantun, khususnya pantun karmina, masih sangat relevan dan dihargai sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan. Anjungan Riau di TMII menjadi saksi bisu malam penuh apresiasi terhadap kekayaan budaya Melayu yang menginspirasi.[]